Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi

  • Selasa, 24 Mei 2011
  • sanjayatrade
  • Label:


  • Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar murid-muridnya. Ada dua
    orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua penjual
    kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
    Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si
    pemuda Mesir. Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh
    murid-muridnya menutup kitab mereka.
    "Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada
    malam hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta
    batu."
    Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu
    Nawas. Dan mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan
    berddfa di pihak yang benar.
    Pada malam harimya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa
    peralatan yang diminta oleh Abu Nawas.
    Berkata Abu Nawas,"Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk merusak
    Tuan Kadi yang baru jadi."
    "Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan.
    "Apa? Kalian jangan ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu
    Nawas menghapus keraguan murid-muridnya. Barangsiapa yang mencegahmu,
    jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi yang baru. Siapa
    yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barangsiapa yang
    hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan iemparilah dengan batu."
    Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi.
    Laksana demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi.
    Orang-orang kampung merasa heran melihat kelakukan mereka. Lebih-lebih
    ketikatanpa basa-basi lagi mereka iangsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang
    kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah

    murid-murid Abu Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani
    mencegah.
    Melihat banyak orang merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan
    bertanya,"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?"
    Murid-murid itu menjawab,"Guru kami Tuan Abu Nawas yang menyuruh kami!"
    Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan
    rumah Tuan Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah.
    Tuan Kadi hanya bisa marah-marah karena tidak orang yang berani membelanya
    "Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok pagi aku akan melaporkannya
    kepada Baginda."
    Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu
    Nawas dipanggil menghadap Baginda.
    Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya. "Hai Abu Nawas apa
    sebabnya kau merusak rumah Kadi itu"
    Abu Nawas menjawab,"Wahai Tuanku, sebabnya ialah pada sliatu malam
    hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh hamba merusak rumahnya.
    Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang lebih bagus
    lagi.Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
    Baginda berkata," Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah
    perintah dilakukan? Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"
    Dengan tenang Abu Nawas menjawab,"Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi
    yang baru ini Tuanku."
    Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. la
    terdiam seribu bahasa.
    "Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.
    Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran
    karena takut.
    "Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti
    ini !" perintah Baginda.
    "Baiklah ...... "Abu Nawas tetap tenang. "Baginda.... beberapa hari yang lalu
    ada seorang pemuda Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang
    sambil membawa harta yang banyak sekali. Pada suatu malam ia bermimpi
    kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin) sekian banyak. Ini
    hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung
    mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda
    Mesir itu tak mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah
    terlihat arogansi Tuan Kadi, ia ternyata merampas semua harta benda milik
    pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi seorang pengemis gelandangan dan
    akhirnya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."
    Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya
    seratus persen, maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda
    Mesir. Pemuda Mesir itu memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di
    depan istana, jadi mudah saja bagi Abu Nawas memanggil pemuda itu ke
    hadapan Baginda.
    Berkata Baginda Raja,"Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak
    engkau datang ke negeri ini."
    Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan
    pemuda itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia
    menginap.
    "Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad
    moralnya."
    Baginda sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya
    dirampas dan diberikan kepada si pemuda Mesir.
    Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu Nawas
    pulang ke rumahnya. Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas.
    Berkata Abu Nawas,"Janganlah engkau memberiku barang sesuatupun
    kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua."
    Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke
    negeri Mesir ia menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada
    penduduk Mesir sehingga nama Abu Nawas menjadi sangat terkenal.

    0 komentar:

    Posting Komentar