Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Abu Nawas Mengecoh Monyet

  • Selasa, 24 Mei 2011
  • sanjayatrade
  • Label:


  • Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas
    bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
    "Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
    "Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."
    "Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.
    "Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan
    adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu
    Nawas menambahkan.
    Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan
    keajaiban binatang raksasa itu.
    Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena
    begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik
    monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja
    yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.
    Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu.
    Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu
    mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkan
    kepala.
    Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju
    untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya,
    "Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.
    "Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet
    itu tetap menggeleng.
    "Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet
    itu mulai ragu.
    "Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu
    Nawas mulai mengancam. Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk.
    Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia
    mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet
    itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malu
    bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia
    melatih monyetnya mengangguk-angguk.
    Bahkan ia mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisa
    dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli
    apapun pertanyaan yang diajukan.
    Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus
    sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari
    sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itu
    menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya,
    Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.
    "Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.
    "Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.
    "Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Monyet itu
    tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya
    daripada Abu Nawas.
    Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.
    "Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .
    "Baiklah, bolehkah kugosokselangkangmu dengan balsam?" Monyet itu
    mengangguk.
    Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja monyet itu
    merasa agak kepanasan dan mulai-panik.
    Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan
    itu juga berisi balsam.
    "Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?"
    Abu Nawas mulai mengancam. Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa
    ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil
    mundur beberapa langkah.
    Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan
    sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik.
    Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu
    Nawas!

    0 komentar:

    Posting Komentar