Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Menggunakan Website Sebagai Sumber Referensi

  • Selasa, 16 November 2010
  • sanjayatrade
  • Website merupakan sebuah wadah penyebaran informasi yang sangat efisien, murah dan mudah untuk diakses oleh semua orang yang telah terjaring pada akses internet.  World wide web atau www telah menjadi salah satu bagian penting dari keseharian kita. Aksesnya tumbuh sangat cepat sehingga menjangkau hampir semua orang.Kemudahan mencari informasi lewat internet semakin dipermudah setelah Larry Page & Sergey Brin menciptakan sebuah mesin pencari (search engine) bernama Google yang mulai beroperasi pada tahun 1998.
    Sekarang ini, Google hampir tidak mungkin dilepaskan dari kehidupan kita. Search engine akan memberikan sederetan list website yang terkait dengan keyword yang kita ketik. Hampir tidak ada pertanyaan atau kata yang tidak diberi jawaban Google, tulislah nama sendiri, maka informasi akan diberinya.
    Dari berbagai website itu, tidak semuanya menyajikan data yang akurat dan berkualitas. Terkadang ada website yang hanya menampilkan hoax (Hoax adalah usaha untuk memperdaya orang-orang agar mempercayai sesuatu yang salah adalah benar) sehingga tidak memiliki kualitas dan tidak valid untuk dijadikan sumber referensi.
    Pendidik maupun siswa setiap saat membutuhkan data untuk mendukung proses belajar. Pada era informasi ini, kita dibombardir oleh beragam informasi dari internet. Keahlian dalam memilah web mana yang dapat dijadikan sumber referensi sangatlah penting agar tidak terjebak dalam sumber informasi yang meragukan seperti dinyatakan dalam ungkapan masukannya sampah keluarannya juga sampah.
    Kathleen Schrock, seorang Direktur Teknologi dari Sekolah Umum Nauset di Orlean, Massachusetts merumuskan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam mengevaluasi kelayakan sebuah website untuk dijadikan sumber referensi. Aspek tersebut diantaranya adalah aspek teknis (technical), visual, konten website (content), otoritas  (authority) dan pedagogi. Mengunjungi langsung websitenya di http://school.discoveryeducation.com/schrockguide/eval.html .
    Website juga dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang dirumuskan oleh Jim Kapoun. Evaluasi mencakup aspek akurasi (Accuracy), otoritas (Authority), objektivitas (Objectivity) , peredaran (Currency), cakupan (Coverage).
    1. Akurasi. Jika halaman web mencantumkan nama penulis dan institusi yang mempublikasikan halaman tersebut serta cara untuk berkomunikasi dengan mereka.
    2. Otoritas atau kewenangan. Jika halaman web mencantumkan paten penulis yang  dan lebih disukai domain dengan ekstensi edu, gov, go.id. org, atau net.
    3. Objektivitas. Jika halaman web menyediakan informasi akurat dengan iklan yang terbatas dan objektif dalam menyajikan informasi web.
    4. Peredaran. Jika halaman web mutakhir dan diupdate secara teratur (seperti terlihat di halaman web) dan tautan (link) terbaharukan.
    5. Cakupan . Jika anda dapat melihat informasi secara layak, tidak dibatasi oleh biaya, teknologi browser, atau perangkat software.
    Jika aspek-aspek yang diulas di atas telah terpenuhi, maka anda mungkin saja telah menemukan sebuah website berharga untuk melengkapi materi pelajaran atau penelitian anda.
    Dokumen lengkap tentang instrumen evaluasi website oleh Jim Kapoun dapat diklik pada link berikut http://www.library.cornell.edu/olinuris/ref/webcrit.html .
    Semoga materi yang kami di halaman web Guru Pembaharu memberikan manfaat bagi para pendidik khusunya untuk pendidikan Indonesia.

    0 komentar:

    Posting Komentar