Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Pemenuhan SNP dalam Perkembangan Pendidikan

  • Selasa, 16 November 2010
  • sanjayatrade
  • Pada kesempatan mengunjungi sekolah-sekolah  menarik sekali jika memperhatikan bagaimana sekolah meningkatkan  kinerja dalam  memenuhi standar.  Masih banyak sekolah  yang terkendala dengan berbagai keterbatasan sehinga kinerjanya masih belum memenuhi harapan sebagaimana yang digariskan kebijakan pendidikan nasional. Banyak sekolah yang memandang telah melakukan banyak hal, namun belum berpengaruh pada peningkatan kinernja belajar peserta didik.

    Pada sekolah-sekolah yang memiliki konteks sosial-ekonomi menengah atas dan tidak mendapat larangan dari pemerintah kabupaten/kota  atau pemerintah provinsi untuk mengimpun dukungan masyarakat, kinerja pembaharuan berkembang lebih cepat terutama yang menyangkut pengembangan fisik. Penyediaan dan peningkatan kualitas ruang belajar meningkat pesat. Ruang dan perangkat ruang sekolah tidak kalah wah dibandingkan dengan ruang pimpinan lembaga mana pun. Kenyamanan ruang ber-AC didukung pula dengan sofa yang yang empuk didukung pula dengan perang CC TV dan internet yang kadang kurang dipakai optimal.

    Ruang guru terpantau dengan CC TV sehingga kepala sekolah dapat memantau siapa pun yang ada dalam ruang guru, perangkat labolatorium TIK pada umumnya dilengkapi jaringan  internet. Sekolah juga berlomba-lomba menata taman di seputar lahan sekolah sehingga banyak sekolah tak kalah indah dibandingkan dengan hotel berbintang.

    Ada kecenderungan bertambahnya sekolah yang melengkapi ruang kelas dengan pendingin ruangan dan kursi meja belajar siswa yang telah berkembang meninggalkan tradisi lama yang menggunakan kursi dan meja kayu. Ruang kelas baru semakin dikembangkan dengan disain berpendingin.

    Perkembangan pendayagunaan perlengkapan elektronik seperti penggunaan layar proyektor di tiap kelas menyebabkan daya listrik tidak dapat memenuhi kebutuhan lagi. Sering tenaga listrik yang drop menyebabkan perangkat komputer di sekolah mudah rusak.

    Ruangan baru banyak yang didisain untuk dilengkapi AC, pentilasi  untuk  sirkulasi udara berkurang, celakanya di beberap sekolah hal itu tidak dengan memperhitungkan kekuatan penyediaan listrik. Dapat diduga pada ruang-ruang seperti ini siswa belajar lebih aktif karena harus mengipas-ngipas diri kepanasan.

    Kemajuan lain yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan adalah ketersediaan internet sebagai sumber belajar dan media komunikasi. Namun demikian kemajuan ini tidak selalu didukung dengan perhatian perhadap penyediaan akses intenet dengan bandwich yang cukup. Banyak sekolah besar menyediakan akses yang terlampau kecil sehingga fungsi internet kurang memberikan dukungan optimal.

    Hanya saja dengan kemudahan akses secara individual dari berbagai provider terutama melalui jasa penyedia layanan handphone kelemahan dalam penyediaan akses internet tidak terlalu mengemuka.

    Beberapa  kepala sekolah mengakui bahwa mereka banyak menghadapi berbagai kendala dalam meningkatkan kinerja sekolah dalam pembaharuan mutu.

    Pada beberapa sekolah terkemuka yang didukung dengan kultur siswa yang sudah go internasional karena telah berkembang dari lingkungan rumah yang telah terintegrasi pada jejaring internasional, lagu yang dinikmanatinya sudah lagu dunia, sepak bola yang ditontonnya adalah sepak bola dunia, media komunikasi yang dipakainya sudah mendunia. Sekolah yang telah melekat pada kultur global,dengan cepat mengembangkan kerja sama dalam konteks luas. Perkembangan kerja sama seperti ini perlu diakui merupakan gerakan baru dalam dunia pendidikan Indonesia.

    Kerja sama  antar sekolah unggul  telah  memacu banyak sekolah untuk melakukan lawatan ke luar negeri dengan bekal sumber daya informasi yang dimiliki sekolahnya sangat minim. Mereka yang belum terintegrasi pada sistem informasi  dunia mengira bahwa hanya dengan bekal kunjungan kerja sama dapat dikembangkan.

    Perluasan jejaring kerja sama yang semakin mengglobal, target mutu yang semakin mendunia, standar yang dicapai beberapa sekolah terkemuka makin menyilaukan kelompok sekolah yang memiliki sumber daya yang sangat terbatas.

    Banyak pengelola sekolah silau dengan atribut-atribut kemajuan yang gemerlap seperti juara dunia olimpiade, mengembangkan jejaring kerja sama internasional dan beberapa sekolah mampu menampilkan keunggulan lokalnya dalam forum internasional.

    Dalam hiruk pikuk ini tampaknya para pengelola sekolah perlu berusaha lebih kuat lati mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajar merapakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar. Kepala sekolah, guru, tenaga tata usaha, siswa dan orang tua harus belajar agar dapat beradaptasi dengan perubahan ini.

    Salah satu pelajaran penting adalah belajar mewujudkan cita-cita yang ideal mengenai mutu lulusan. Dan, itu hanya mungkin diperoleh melalui proses belajar yang efektif, melalui pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan prestasi yang efektif, melalui daya dukung kompetensi guru yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siwa, melalui dukungan sarana yang memadai, melalui dukungan biaya, dan terakhir melalui dukungan program sekolah yang taktis sehingga dapat mewujudkan keunggulan.

    Nanoedukasi

    Perkembangan dahsat dalam bidang teknologi adalah makin pesatnya petumbuhan teknologi nano (Nanotech). Menurut keterangan yang dapat diperoleh dalam Wikipedia nanotech  adalah studi tentang penguasaan materi pada skala atom dan molekul.

    Umumnya nanoteknologi berkaitan dengan struktur berukuran antara 1-100 nanometer dalam setidaknya satu dimensi, dan melibatkan bahan berkembang atau perangkat dalam ukuran itu.

    Nanoteknologi sangat beragam, mulai dari ekstensi fisika yang benar-benar menerapkan pendekatan baru berdasarkan molekul perakitan diri, dari pengembangan bahan baru dengan dimensi pada skala nano serta menyelidiki tentang kemungkinan untuk mengontrol masalah pada skala atom.

    Pada sumber lain dinyatakan bahwa nanoteknologi adalah rekayasa sistem fungsional pada skala molekul. Hal ini mencakup proses bekerja maupun tentang teori atau  konsep terkini yang jauh lebih maju.

    Sekali pun penemuan baru ini telah menimbulkan perdebatan, seperti halnya teknologi yang lain seperti kloning, teknologi nano mendapat dukungan dari berbagai pihak. Contohnya penerapan teknologi nano dalam produk lampu pijar telah melahirkan generasi ketiga setelah era teknologi transistor dan tabung.

    P

    Era nanotech kini telah tampak pengaruhnya yang sangat signifikan terhadap pendidikan. Jika pada masa sebelum ini pendidikan dunia telah berubah setelah Daniel Goleman menemukan kecerdasan barunya emosional intelligence atau kecerdasan emosional, maka kini nanoteknologi  juga menegaskan adanya arah baru orientasi pendidikan dunia dengan berkembangnya konsep nanoedukasi.

    Sejalan dengan kecepatan berbagai penemuan baru dalam bidang teknologi, pengembangan rekayasa teknologi terapan dalam berbagai bidang industri telah mendorong pertumbuhan baru di bidang pendidikan sebagai bagian dari sumber daya pendukung rekayasa lebih lanjut.

    Amerika, Eropa, hingga Rusia, Cina, Jepang, hingga Korea Selatan telah bergerak untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber daya bagi percepatan perkembangan nanotech yang menjajikan peluang perkembangan industri masa depan.

    Nano educasi menjadi sebuah pendekatan dan prepektif baru yang amat menentukan arah perkembangan pendidikan dunia  ke depan. Kini seperti di Amerika, Eropa, dan Rusia, setelah mereka mendidik banyak doktor dan master yang akan menguasai pengembangan teknologi dunia, mulai hal yang unik, dalam suatu konfrensi membahas bagaimana dilatih dalam latihan kerja untuk meningkatkan kompetensinya mengelola nanoedukasi.

    Tujuan utama yang mereka tetapkan adalah mengurangi kesenjangan antara pengembangan sains moderen dengan sistem pendidikan konservatif, khususnya di sekolah-sekolah. Ditinjau dari sisi kebutuhan sumber daya manusia yang harus bergelut dalam nanotech maka guru saat ini menghadapi masalah yang sangat serius terutama dalam mengaplikasikan berbagai peralatan baru.

    Arah pendidikan Indonesia belum mengharahkan secara khusus pada penyiapan bangsa di masa depan di era nanotech akan berkembang pesat yang akan berpengaruh pada seluruh bidang kehidupan sosial. Kita baru menyiapkan siswa agar dapat berlomba dalam penguasaan teori sains seperti perlombaan olimpiade.  Persiapan lain yaitu mendorong guru dalam penggunaan teknologi informasi, dalam bidang ini kenyataannya sebagian guru masih sangat resisten untuk dapat mengikuti perkembangan siswa yang jauh lebih maju.

    Standar pendidikan yang kini pemerintah tetapkan belum akan mengangkat derajat kesiapan Indonesia menyongsong nonaedukasi. Pendidikan kita masih sangat konvensional.

    Memenuhi Standar Pendidikan

    Dalam memenuhi mutu yang konvensional pun kita masih menghadapi banyak kendala. Kendala pada umumnya terletak pada pemahaman dan keterampilan  menerapkan dan mengukur kinerja dalam memenuhi standar. Sekolah pada umumnya telah mengembangkan program dengan baik, menerapkan substansi pendidikan sangat konvensional,  namun terdapat kelemahan yang sangat mendasar yaitu mengembangkan kebiasaan mengukur kinerja dan mengadministrasikan data perkembangan kinerja secara saintifik. Ilmiah berdasarkan data-data yang sahih.

    Langkah penting yaitu belajar lebih banyak. Sekolah perlu  meningkatkan pemahaman tentang peningkatan mutu  yang berstandar, bukan sekedar program memenuhi standakir. Hal ini penting agar kita segera dapat beranjak untuk menyambut era baru nanoedukasi.  Untuk itu ikutilah tulisan selanjutnya:

    Referensi:
    http://en.wikipedia.org/wiki/Nanotechnology
    http://nanotechweb.org/cws/article/yournews/43085

    0 komentar:

    Posting Komentar